Senin, 22 Mei 2017

FASAD BANGUNAN

FASAD BANGUNAN

Secara etimologis, kata fasad atau facade (inggris) memiliki akar kata yang cukup panjang. Fasad berasal dari bahasa prancis, yaitu facade atau faccia. facciata sendiri berasal dari bahasa italia, sedangkaan faccia dalam bahasa latin yang diambil dari kata faccies dan pada perkembangan nya menjadi face dalam bahasa inggris. face mengartikan wajah atau muka, yaitu sisi depan kepala manusia, demikian pula bagi sebuah bangunan.
Fasad adalah istilah arsitektur yang berarti tampak depan bangunan yang umumnya menghadap ke arah jalan lingkungan. Fasad merupakan wajah yang mencerminkan citra dan ekspresi dari seluruh bagian bangunan, bahkan bisa menjadi jiwa bangunan.
Fasad menjadi salah satu kata serapan yang memperkaya perbendaharaan bahasa indonesia. lebih dari itu, fasad sendiri memiliki esensi yang sangat mendalam. Fasad adalah alat perekam sejarah peradaban manusia. dengan mencermati desain fasad dari waktu ke waktu, dapat dipelajari kondisi sosial budaya, kehidupan spiritual, bahkan keadaan ekonomi dan politik yang berlaku pada saat itu.
Fasade sebagai bagian terluar dari arsitektur bangunan, tampak eksterior akan menjadi bagian terdahulu yang paling kritis serta rentan terhadap perubahan cuaca yang ekstrem dan cepat.
Fasad Bangunan Kota Tua

Menurut Krier (1988), facade berasal dari akar kata Latin facies, yang sama pula pengertiannya dengan face dan appearance. Oleh karena itu, jika menyebutkan wajah dari suatu bangunan, digantikan dengan istilah atau kata facade, terutama yang dimaksudkan adalah bagian depan dari suatu bangunan yang menghadap ke jalan.
Fasade bangunan tampaknya masih merupakan elemen arsitektural yang tidak hanya memenuhi keperluan-keperluan umum yang dianjurkan oleh organisasi ruang-ruang yang berada dibaliknya.
Komposisi suatu façade, dengan mempertimbangkan semua persyaratan fungsionalnya (jendela, pintu, sun shading, bidang atap) pada prinsipnya dilakukan dengan menciptakan kesatuan yang harmonis dengan menggunakan komposisi yang proporsional, unsur vertikal dan horisontal yang terstruktur, material, warna dan elemen-elemen dekoratif. Hal lain yang tidak kalah penting untuk mendapatkan perhatian yang lebih adalah proporsi bukaan-bukaan, tinggi bangunan, prinsip perulangan, keseimbangan komposisi yang baik, serta tema yang tercakup ke dalam variasi (Krier 1988:72).
Menurut Krier (1988:78) elemen-elemen arsitektur pendukung façade, yaitu sebagai berikut :
1.    Pintu
Pintu memainkan peranan yang menentukan dalam menghasilkan arah dan makna yang tepat pada suatu ruang. Ukuran umum yang digunakan adalah perbandingan proporsi 1:2 atau 1:3. Ukuran pintu selalu memiliki makna yang berbeda, misalnya pintu berukuran pendek untuk masuk ke dalam ruangan yang lebih privat. Posisi sebuah pintu dapat dipengaruhi oleh fungsi, bahkan pada batasan-batasan tertentu, yang memiliki keharmonisan geometris dengan ruangan tersebut. 
Pintu kolonial

2.    Jendela
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penataan jendela façade, yaitu sebagai berikut :
·      Proporsi geometris façade
·      Penataan komposisi
·      Memperhatikan keharmonisan proporsi geometri
·   Karena distribusi jendela pada façade, salah satu efek tertentu dapat dipertegas atau bahkan dihilangkan
·  Jendela dapat bergabung dalam kelompok-kelompok kecil atau membagi façade dengan elemen-elemen yang hampir terpisah dan membentuk simbol tertentu.
Jendela Kolonial

Tipe jendela dapat diklasifikasikan ke dalam satu atau kombinasi dari beberapa tipe dasar terutama dalam hubungannya dengan pengaturan aliran udara. Jendela dibagi ke dalam empat kategori, yaitu sebagai berikut:
·      Tipe putar, horisontal dan vertikal.
·      Tipe gantung, gantung samping, atas, bawah.
·      Tipe lipat.
·      Tipe sorong/geser, vertikal dan horizontal.

3.    Dinding
Elemen fasade yang terdekat dengan pengguna bangunan adalah dinding bangunan.Bagian terluas dari suatu fasade adalah dinding bangunan.Jadi dinding merupakan faktor penentu utama penilaian terhadap eksistensi bangunan. Kriteria dan komponen penilaian pada dinding bangunan adalah :
a.    Proporsi Masif-Transparan pada Dinding
Komponen ini memberikan penilaian efek visual yang ditampilkan oleh perbandingan pembukaan (transparan) dan dinding tertutup (masif). Hal tersebut terlihat dari perbandingan-perbandingan bukaan berupa jendela atau pintu tembus pandang (kaca) terhadap bidang dinding yang masif.
b.    Efek Vertikalitas - Horisontalitas pada Dinding
Komponen ini memberikan penilaian mengenai efek visual yang dihasilkan oleh konfigurasi unsur-unsur vertikal dan horizontal dari bidang fasade, misalnya: pola perpetakan jendela/pintu, proporsi jendela/pintu, atau konstruksi sunblinds.
c.    Warna Dinding
Pada dinding, warna akan sangat berpengaruh terhadap tampilan fasade, karena memiliki porsi view paling besar diantara elemen-elemen fasade yang lainnya. Oleh sebab itu kecenderungan warna dinding pada suatu koridor juga disebutsalah satu penentu penataan fasade bangunan.
d.   Bahan Dindng
Yang penting untuk digarisbawahi peran bahan dinding dalam konteks fasade bangunan adalah bahan finishing pada dinding sama dengan tekstur, pemilihan bahan finishing pada dinding juga dapat menimhulkan kesan yang sangat berbeda-beda bagi pengamat. Tekstur kasar yang terkesan menjauhi, tekstur halus yang terkesan menjauhi, serta berbagai macam sifat tekstur lainnya.
Dinding Kolonial

4.    Atap
Atap bangunan merupakan elemen fasade yang berfungsi sebagai 'kepala' bangunan. Pembentukan fasade secara umum, selalu mendahulukan kondisi skyline sebagai orientasi ketinggian suatu bangunan, yang nantinya akan membentuk kesan awal secara keseluruhan. Pada map bangunan terdapat tiga faktor yang menentukan perancangan suatu fasade, yaitu :
a.    Bentuk Atap :
Hal pertama yang terperhatikan dalam keserupaan adalah bentuk. Dan apabila keserupaan bangunan terimplementasikan dalam konteks dinding bangunan, maka perhatian akan jatuh pada bentuk atap. Bentuk atap menduduki prioritas bobot tertinggi dalam pemilihan elemen atap bangunan, karena dalam pencahayaan rendah sekalipun, bentuk masih tetap akan terlihat dalam bentuk siluet. Oleh sebab itu, peranan bentuk atap dalam pembentukan kesan fasade yang ditampilkan' amatlah dominan.
b.    Kemiringan Atap
Kemiringan atap masih sangat berhubungan erat dengan bentuk atap, untuk mendukung perwujudan citra suatu fasade bangunan. Hanya saya, kemiringan atap memiliki pilihan yang sangat beragam tidak seperti bentuk atap yang memiliki empat pilihan, yaitu datar, pelana, perisai, dan kombinasi – sehingga perbedaan 10° dianggap sebagai perbedaan yang tidak signifikan.
c.    Warna Atap
Seperti dinyatakan oleh Krier (1988), komposisi dari fasade bangunan disamping berkenaan dengan persyaratan-persyaratan fungsional (jendela, pintu masuk, blinds, dan atap)- pada intinya dilakukan dengan menciptakan kesatuan yang harmonis, dengan menggunakan proporsi yang baik, vertikal dan horizontal yang terstruktur; baik material, warna dan elemen-elemen dekoratif. Sehingga warna dan bahan atap juga merupakan determinan yang diperhitungkan, meskipun tidak setinggi bobot warna dan bahan pada dinding yang memang kedekatannya dengan pengguna jalan (pedestrian) sangatlah tinggi.
d.   Bahan Atap
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa bahan akan bersifat sama dengan tekstur pada konteks fasade. Hanya saja, karena sudut pandangan pedestrian terhadap atap terlalu tinggi, maka bobot penilaian bahan atap-atap bangunan tergolong rendah – meskipun masih cukup dianggap sebagai salah satu faktor determinan fasade bangunan.
Atap Kolonial

.  5.    Sun Shading
Façade beradaptasi dengan cuaca karena adanya ornamen di atas tembok, yaitu teritisan atau biasa disebut sun shading.
Menurut Lippsmeier (1980:74-90) elemen façade dari sebuah bangunan yang sekaligus merupakan komponen-komponen yang mempengaruhi façade bangunan adalah:
a. Atap
b. Dinding
c. Lantai
Pada prinsipnnya komposisi fasade dilakukan dengan menciptakan kesatuan yang harmonis dengan menggunakan komposisi yang proporsiornal, unsur vertikal dan horizontal yang terstruktur, material, warna, dan elemen-elemen dekoratif. Hal ini yang tidak kalah penting untuk mendapatkan perhatian yang lebih adalah proporsi, bukaan-bukaan, tinggi bangunan, prinsip perulangan, keseimbangan komposisiyang baik, serta tema yang tercakup ke dalam variasi (Krier, 1988:72).
Kesatuan yang harmonis antara lain dicapai dengan prinsip-prinsip komposisi, yaitu adanya dominasi, perulangan, dan kesinambungan. Pemakaian material, warna dan elemen-elemen dekoratif tertentu – dengan berpijak pada karakteristik visual yang dimiliki bersama – akan memberikan keterkaitan visual yang mewujudkan kesatuan desain. Tinggi keseluruhan bangunan berkaitan dengan komposisi garis langit (skyline) antar bangunan yang dimunculkan. Sedangkan unsur vertikal dan horizontal yang terstruktur berkenaan dengan konfigurasi unsur-unsur bidang fasade, seperti jendela, pintu masuk dan sunblinds.
Ulasan tersebut di atas dirangkum untuk menghasilkan kriteria penataan fasade yang mencakup :
·      Prinsip-prinsip komposisi
·      Penyelesaian akhir (bahan/material, warna, tekstur)
·  Proporsi arsitektural fasade (perbandingan bukaan-masif, vertikalitas horizontalitas, keterkaitan visual)
·      Pemakaian elemen dekoratif.

Minggu, 21 Mei 2017

ART DECO

ART DECO

Art Deco merupakan gaya eklektik yang mencampurkan berbagai langgam dalam satu bangunan. Ada juga pendapat yang saling bertentangan, yaitu art deco merupakan kelanjutan dari art nouveau, dan hadir sebagai reaksi terhadap art nouveau.

Art Deco adalah gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir sebelum Perang Dunia II yang banyak diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya eksterior, interior, mebel, patung, poster, pakaian, perhiasan dan lain-lain dari 1920 hingga 1939, yang memengaruhi seni dekoratif seperti arsitekturdesain interior,dan desain industri, maupun seni visual seperti fashionlukisan,seni grafis, dan film. Gerakan ini, dalam pengertian tertentu, adalah gabungan dari berbagai gaya dan gerakan pada awal abad ke-20, termasuk KonstruksionismeKubismeModernismeBauhausArt Nouveau, dan Futurisme. Popularitasnya memuncak pada 1920-an. Meskipun banyak gerakan desain mempunyai akar atau maksud politik atau filsafati, Art Deco murni bersifat dekoratif. Pada masa itu, gaya ini dianggap anggun, fungsional, dan ultra modern.

Bangunan chrysler,dibangun 1928-1930

Nama art deco diperoleh dari Exposition Internationale des Arts Décoratifs et Industriels Modernes, meskipun demikian istilahnya tidak digunakan sampai akhir 1960. Art Deco dipengaruhi oleh banyak kultur berbeda, terutama pada masa pra-perang dunia I di Eropa. Pergerakan terjadi pada waktu yang sama, dan sebagai tanggapan untuk kemajuan teknologi dan perkembangan sisoal dari awal abad 20.
     Kata Art Deco termasuk terminologi yang baru pada saat itu, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966 dalam sebuah katalog yang diterbitkan oleh Musée des Arts Decoratifs di Paris yang pada saat itu sedang mengadakan pameran dengan tema “Les Années 25”. Pameran itu bertujuan meninjau kembali pameran internasional “l’Expositioan Internationale des Arts Décoratifs et Industriels Modernes” yang diselenggarakan pada tahun 1925 di Paris. Sejak saat itu nama Art Deco dipakai untuk menamai seni yang saat itu sedang populer dan modern. Munculnya terminologi itu pada beberapa artikel semakin membuat nama Art Deco eksis. Art Deco semakin mendapat tempat dalam dunia seni dengan dipublikasikannya buku “Art Deco” karangan Bevis Hillier di Amerika pada tahun 1969. 
Asheville, North Carolina City Hall, dibangun 1926–1928

Istilah Art Deco berkembang sepanjang penampilannya pada tahun 1925 tetapi tidak menerima pemakaian lebih luas sampai tahun 1960. gaya art deco diangap sebagai gaya yang berwawasan luas tentang pandangan dekorasi modern yang dipengaruhi oleh berbagai macam sumber, contohnya :
Awal pekerjaan arsitek Wiener Werkstätte; disain industri fungsional, dengan akar pada akhir abad ke sembilan belas.
·      Seni “primitif” Afrika, Mesir, atau Aztec Mexico, sebagian didesain dengan gaya berbentuk kubus.
·  Awal pekerjaan dan pikiran dari Weimar Bauhaus menyangkut tahap penunjukkan dirinya di dalamnya.
·   Pahatan dan keramik gaya Yunani jaman kuno perancangan semakin sedikit mendekati " periode kuno"
·    Bentuk fractionated, kristal dari dekoratif kubis dan futuristis
·   Bentuk yang menjengkelkan dari gaya radikal Neoklasiklasik memacu terbentuknya gaya art deco: Boullée, Schinkel
·     Art deco sering dihubungkan dengan Musik jazz, Umur Musik jazz gaya jazzy
·   Motif binatang dan bentuk daun-daunan tropis; ziggurats; kristal; " sunbursts"; motif air mancur yang disesuaikan mode
·   Gaya art deco juga mempengaruhi penampilan wanita, yaitu gaya atletik luwes " modern" wanita; rambut yang dipotong pendek menandakan gadis modern tahun l920-an
·    Tahun teknologi mesin dimana ditemukan radio dan pemancar

Stasiun Kereta Api Eliel Saarinen di Helsinki, Finlandia 1904 - 1914.

Paris adalah pusat dari seni disain art Deco, yang dilambangkan dalam mebel oleh Jacques-Emile Ruhlmann, yang kita kenal sebagai ahli desainer gaya art deco yang terbaik dan juga Jean-Jacques Rateau, yang memounyai perusahaan Süe et Mare, layar Eileen Gray, besi tempa Edgar Brandt, pabrik logam dan pernis Dunand Jean, kaca Rene Lalique dan Maurice Marinot, barang barang perhiasan dan jam oleh Cartier. Semuanya mewakili gaya art deco.

Asitektur Art Deco selain menerima ornamen-ornamen historis, langgam ini juga menerima pengaruh aliran arsitektur yang sedang berkembang saat itu. Gerakan arsitektur modern yang sedang berkembang pada saat itu bauhaus, De Stijl, Dutch Expressionism, International Style, Rationalism, Scandinavian Romanticism dan Neoclassicism, Arts and Crafts Movement, Art Nouveau, Jugendstil dan Viennese Secession. Mereka ikut mempengaruhi bentukan-bentukan arsitektur Art Deco serta memberikan sentuhan-sentuhan modern. Modern pada saat itu diartikan dengan “berani tampil beda dan baru, tampil lebih menarik dari yang lain dan tidak kuno” kesemuanya itu dimanifestasikan dengan pemilihan warna yang mencolok, proporsi yang tidak biasa, material yang baru dan dekorasi.

Chicago's Carbide dan Carbon

Karena banyaknya negara yang menerapkan langgam ini membuat Art Deco berkembang dengan pesat, hal ini tidak memudahkan pendefinisian langgam yang bangkit populer kembali pada tahun 60-an. Setiap negara yang menerima langgam Art Deco mengembangkannya sendiri, memberikan sentuhan lokal sehingga Art Deco di suatu tempat akan berbeda dengan Art Deco di tempat lain. Tetapi secara umum mereka mempunyai semangat yang sama yaitu menggunakan ornamen-ornamen tradisional atau historikal, sehingga langgam Art Deco merupakan langgam yang punya muatan lokal.
Meskipun pada awalnya Art Deco merupakan gaya yang mengutamakan hiasan-hiasan tradisional setempat, tetapi ia terbuka terhadap sesuatu yang baru, keterbukaan ini tercermin dalam pemakaian material yang baru dan dengan teknik yang baru, tak jarang pula mereka melakukan penggabungan material, sehingga hasil karya mereka hampir selalu inovatif dan eksperimentatif.
Perkembangan Art Deco tidak lepas dari pengaruh situasi dan kondisi jamannya, pada saat itu di Eropa sedang berlangsung revolusi industri, masyarakat terpesona oleh adanya penemuan-penemuan dan teknologi yang maju dengan pesat.Karakter-karakter teknologi yang menggambarkan kecepatan diejawantahkan ke dalam desain dalam bentuk garis-garis lengkung dan zig-zag.

Jeryy’s Famous Deli di Miami Beach

Lengkungan yang ditampilkan itu merupakan ekspresi gerak, teknologi modern dan rasa optimisme. Orang-orang sering menjuluki lengkungan itu dengan “Ocean Liner Style” hal ini mengacu pada bentuk kapal pesiar yang pada saat itu merupakan karya manusia yang patut dibanggakan, jadi bentukan kapal, bentuk lengkung dijadikan sebagai ekspresi kemoderenan.
Sesuai dengan pengaruhnya, Art Deco ditandai dengan material seperti aluminum, baja tahan-karat, pernis, kayu, sharkskin ( shagreen), dan zebraskin. Yaitu penggunaan bentuk yang berani ,berliku-liku dan bentuk kurva ( tidak sama dengan kurva berliku-liku dari art Nouveau), pola chevron, dan motif sunburst. Sebagian dari motif ini ada dimana mana- sebagai contoh motif sunburst digunakan dalam konteks bervariasi dengan contoh motif ini sering digunaka dalam sepatu para nyonya, suatu kisi-kisi radiator, aula dari Balai Kota Musik Radio dan puncak menara dari bangunan Chrysler.
Art Deco pelan-pelan menghilang dari barat setelah banyaknya bangunan yang dibangun dengan gaya art deco pada saat itu dan mulai ditertawakan oleh para kritikus bangunan sebagai gaya yang terlalu mencolok dan kemewahan yang palsu. Gaya ini kemudian diperpendek oleh sifat keras dari perang dunia ke II. Di negara-negara kolonial seperti India, gaya ini menjadi suatu pintu gerbang untuk Pandangan moderen dan tetap digunakan dalam tahun 1960. Suatu kebangkitan minat akan Art Deco datang dengan disain grafis pada tahun 1980, di mana asosiasi nya dengan film noir dan 1930 daya tarik menuju penggunaannya dalam iklan untuk barang barang perhiasan dan fashion.


Jumat, 19 Mei 2017

Arsitektur Mesir Kuno

Arsitektur Mesir Kuno

Republik Arab Mesir atau Mesir yaitu sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut. Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km². Mayoritas penduduk Mesir menetap di pinggir Sungai Nil (sekitar 40.000 km²). Sebagian besar daratan merupakan bagian dari gurun Sahara yang jarang dihuni.
Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monumen kuno termegah di dunia, misalnya Piramid Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses. Di Luxor, sebuah kota di wilayah selatan, terdapat kira-kira artefak kuno yang mencakup sekitar 65% artefak kuno di seluruh dunia. Kini, Mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan politikal utama di wilayah Arab dan Timur Tengah.

Karakteristik Arsitektur Mesir
Akibat kelangkaan kayu,  kedua bahan bangunan yang dominan digunakan di Mesir kuno adalah dipanggang matahari-bata lumpur dan batu, terutama batu kapur, tetapi juga batu pasir dan granit dalam jumlah yang cukup besar. Dari Kerajaan Lama seterusnya, batu biasanya disediakan untuk makam-makam dan kuil-kuil, sedangkan batu bata yang digunakan bahkan untuk istana raja, benteng, dinding candi Bait dan Putoz, dan untuk anak perusahaan bangunan di kompleks candi.
Rumah-rumah mesir yang terbuat dari lumpur yang dikumpulkan dari sungai Nil, saat itu ditempatkan dalam cetakan dan dibiarkan kering di bawah terik matahari untuk mengeras untuk digunakan dalam konstruksi.
Peningkatan dari pemakaian bata/lumpur yang dikeringkan dibawah terik matahari menjadi konstruksi batu yang lebih baik kualitasnya dan perlu teknik yang lebih tinggi dalam pengerjaannya. Dalam waktu ± 200 tahun saja, ahli bangunan Mesir telah begitu menguasai bahan bangunan baru tersebut, dan dapat menyelesaikan pyramid di Gizeh.
Banyak kota-kota Mesir telah menghilang karena mereka terletak di dekat kawasan budidaya Lembah Sungai Nil dan sungai banjir sebagai tempat tidur perlahan berdiri selama ribuan tahun, atau batu bata lumpur yang dibangun mereka digunakan oleh petani sebagai pupuk. Yang lain tidak dapat diakses, bangunan baru telah didirikan pada yang kuno. Untungnya, yang kering dan panas iklim dari Mesir diawetkan beberapa struktur bata lumpur. Contoh mencakup desa Deir al-Madinah, kota Kerajaan Tengah di Kahun, dan benteng-benteng di Buhen  dan Mirgissa. Selain itu, banyak kuil dan makam bertahan karena mereka dibangun di atas tanah yang tinggi tidak terpengaruh oleh banjir Sungai Nil dan dibangun dari batu.
Jadi, pemahaman tentang arsitektur Mesir kuno didasarkan terutama pada monumen-monumen keagamaan, besar-besaran struktur dicirikan oleh tebal, dinding miring dengan sedikit bukaan, mungkin bergema metode konstruksi yang digunakan untuk memperoleh stabilitas di dinding lumpur. Dengan cara yang sama, yang bertakuk dan hiasan permukaan datar model dari bangunan batu mungkin berasal dari hiasan dinding lumpur. Meskipun penggunaan lengkungan dikembangkan selama dinasti keempat, semua bangunan monumental dan palang pasca konstruksi, dengan atap datar terbuat dari batu besar blok didukung oleh dinding eksternal dan kolom berdekatan.
Dinding eksterior dan interior,serta kolom dan dermaga, ditutupi dengan hieroglif dan gambar-gambar lukisan-lukisan dinding dan ukiran yang dicat warna-warna yang cemerlang.
Banyak Mesir motif ornamen yang simbolis, seperti scarab, kumbang atau suci, maka solar disk , dan burung nasar. motif umum lainnya termasuk palem daun, papirus tanaman, dan kuncup dan bunga-bunga teratai. hieroglif yang ditulis untuk tujuan dekoratif dan juga untuk merekam peristiwa bersejarah atau mantra.
Kuil-kuil Mesir Kuno astronomis selaras dengan kejadian-kejadian penting, seperti solstices danequinoxes, memerlukan pengukuran yang tepat pada saat acara tertentu. Pengukuran di kuil yang paling signifikan mungkin telah seremonial yang dilakukan oleh Firaun sendiri.
Seni tidak ketinggalan dari Arsitektur, pengrajin Mesir menunjukkan rasa keindahan dengan simetri, menyentuh benda yang banyak digunakan sehari-hari seperti tempayan batu atau tanah liat, serta alat-alat rumah tangga yang lain. Pematung memahat gambar para Dewa serta Raja dari batu dalam skala ukuran yang sangat besar, serta membuat patung dari bahan batu, kayu atau tembaga dengan ukuran yang sesungguhnya.
·      Piramida Giza
Giza Necropolis berdiri di Giza Plateau, di pinggiran Kairo, Mesir. Hal ini kompleks monumen kuno adalah yang terletak sekitar 8 kilometer (5 mil) pedalaman ke padang gurun dari kota tua Giza di Nil, sekitar 20 kilometer (12 mi) barat daya pusat kota chihuahua. Ini mesir kuno pekuburan terdiri dari Piramida Khufu(juga dikenal sebagai Piramida Besar dan Piramida Cheops), yang agak lebih kecil Piramida Khafre (atau Kephren), dan berukuran relatif sederhana Piramida Menkaure (atau Mykerinus), bersama dengan sejumlah bangunan-bangunan satelit yang lebih kecil, yang dikenal sebagai "ratu" piramida, dan Sphinx.
Piramida, yang dibangun pada Dinasti Keempat, memberi kesaksian kuasa agama dan negara fir'aun. TheGreat Pyramid, yang mungkin selesai sekitar 2580 SM, adalah yang tertua dan terbesar dari piramida, dan merupakan satu-satunya monumen yang masih hidup dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. piramida Khafre yang diyakini telah selesai sekitar 2532 SM, pada akhir pemerintahan Khafre. Tanggal konstruksi piramida Menkaure yang tidak diketahui, karena pemerintahan Menkaure belum ditentukan secara akurat, tetapi itu mungkin selesai sekitar tahun Abad ke-26 SM.
Dengan beberapa bukaan, piramida telah kompleks labirin terowongan dan ruangan semua tersembunyi oleh bongkahan batu besar. Namun demikian, keras kepala perampok kubur mencuri dari piramida, sehingga memaksa orang Mesir kuno untuk menghentikan pembangunan struktur besar tersebut dan membangun makam di Lembah Para Raja sebagai gantinya. Dalam sebuah ngarai jauh dari kota Mesir kuno, orang-orang Mesir mulai membangun makam tidak mencolok digali ke dalam tanah, berpikir makam akan pergi tanpa diketahui oleh perampok kuburan.
·      Karnak
Kompleks candi Karnak terletak di tepi Sungai Nil sekitar 2,5 kilometer (1,5 mil) utara Luxor. Ini terdiri dari empat bagian utama, yang Precinct Amon-Re, yang Precinct dari Montu, yang Precinct dari Mut dan kuil Amenhotep IV (dibongkar), serta beberapa candi yang lebih kecil dan tempat-tempat suci yang terletak di luar dinding yang disertakan dari empat bagian utama, dan beberapa jalan dari patung sphinx berkepala domba jantan yang menghubungkan Precinct dari Mut, yang Precinct Amon-Re dan Luxor Temple.
Perbedaan utama antara Karnak dan sebagian besar candi dan situs lainnya di Mesir adalah panjang waktu di mana itu dikembangkan dan digunakan. Konstruksi dimulai pada abad ke-16 SM. Kira-kira 30 fir'aun berkontribusi pada bangunan, memungkinkan untuk mencapai ukuran, kompleksitas dan keragaman tidak terlihat di tempat lain. Hanya sedikit dari individu Karnak fitur yang unik, tetapi ukuran dan jumlah fitur yang sangat banyak.

Karakter  Bangunan  Arsitektur Mesir

Bangunan di Mesir mempunyai 3 karakter, yaitu :
·      Bangunan untuk Dewanya yaitu kuil
·      Bangunan makam untuk Firaun/ Rajadewa yang sudah meninggal (rumah abadi/Piramid)
·      Bangunan rumah tinggal biasa untuk orang hidup yang berstrata : istana, rumah bangsawan, rumah rakyat biasa

·      Bangunan Kuil
Bangunan kuil biasanya merupakan suatu kompleks pemujaan yang lengkap mencakup tempat tinggal para pendeta, kolam suci, bengkel kerja dan lain-lain.
Bangunan demikian ini tidak ada yang sama antara suatu tempat dengan tempat yang lain, akan tetapi ada bagian pokok, dimana terdapat pada setiap kuil yaitu bangunan gerbang (pilon). Kuil Dewa merupakan bangunan besar berdinding yang dibangun pada lantai datar dan terbuat dari batu pasir.
Kuil dirancang terutama untuk dinikmati dari dalam. Bagian utamanya adalah sebuah pilon (2 piramid yang dipotong puncaknya dan membentuk gerbang besar); sebuah halaman dengan tiang-tiang tanpa atap, sebuah ruangan beratap tinggi dengan langit-langit yang disangga oleh tiang-tiang kokoh dari batu pasir; sebuah tempat suci sebagai kamar pribadi Dewa yang tersembunyi dibelakang dinding dan dikelilingi kamar-kamar upacara yang berukuran kecil.
Setiap memasuki pintu gerbang terdapat segel yang menempel pada pintunya, dan diberi segel lagi (dari tanah lempung) sesudah selesai digunakan upacara.
Kuil tersebut makin kebelakang makin meninggi mengikuti teras-teras lantainya, sedangkan langit-langitnya makin kebelakang makin menurun, sehingga secara keseluruhan makin kedalam makin mengecil dan gelap yang mencerminkan kemisteriusan.
Dewa yang paling dipuja di seluruh Mesir adalah Dewa Matahari Amon Re dan kuil yang paling besar di Karnak da Luxor.

·      Bangunan Makam
Bangunan makam merupakan bangunan yang dibuat secara bertahap mulai dari bentuk yang sederhana sampai mencapai bentuk yang sempurna. Bentuk makam tersebut adalah : Mastaba, Piramid, Tangga, Piramid bengkok dan akhirnya Piramid sempurna.
Pada awalnya, wangsa-wangsa pertama orang Mesir membuat bangunan makamnya dengan suatu bentuk yang sederhana, yaitu bentuk yang datar dibagian atasnya dan miring pada sisinya yang terbuat dari bahan batu bata yang dinamakan “Mastaba”, kata dalam bahasa Arab yang berarti ‘bangku’, yang pada mulanya tingginya ± 5,00 m. Mastaba tersebut dihias bata bagian luarnya menurut pola yang geometric. Didalam Mastaba, biasanya dibawah tanah terdapat beberapa kamar, satu untuk jenazah dan yang lain untuk barang-barang milik orang yang meninggal tersebut.
Pada wangsa kedua, kamar yang dibangun semakin banyak, ada yang mencapai 30 buah kamar, dan dinding makamnya dilapis batu gamping.
Pada masa wangsa ketiga, bangunan yang terbuat dari bahan batu seluruhnya dibuat dan ini merupakan bentuk Piramid Tangga yang pertama. Pyramid ini sebetulnya terdiri dari tumpukan Mastaba, sehingga tingginya mencapai ± 60,00 m.
Kurang dari 2 abad selanjutnya bentuk Piramid menjadi sempurna, bangunan massif yang terbuat dari balok-balok batu besar yang ditata menjulang menuju satu titik dengan kemiringan yang sebanding.

Arsitektur Monumental Makam

·      Makam Raja Awal
Yaitu mastaba yang ditemukan di saqqara. Mastaba adalah awal terbentuknya pyramid.
Piramid mencerminkan rumah sesudah kematian, replika istana dan menjadi panggung pemujaan bagi raja
Piramid dilengkapi dengan :
·       Tempat pemujaan
·       Patung penjaga (Spinx)
·       Monumen 20 – 30 m (obelisq)
·       Pintu-pintu palsu ( 13 diantara 14 )
·       Dipenuhi dengan lorong-lorong jebakan yang beracun
·       Dilengkapi tangga dan lorong sebagai simbol menuju langit dimana Paraoh bergabung dengan Dewa
Matahari “Amon dan Dewa Bulan Ra” dalam perjalanan menuju surga.
Piramid yang terkenal pada masa Kerajaan Tua di Giza
·       Piramid Khufu ( Cheops )
·       Piramid Khafre ( Chepren)
·       Piramid Menkure ( Mycherinus )

·       Makam Raja Pertengahan
Makam yang muncul ke atas tanah mulai dihilangkan.
Dikembangkan makam di tepi tebing sungai ni di atas gunung karang ”sistem hollow out”.
Muka bangunan disebut ”grotto” dengan cara memotong gunung karang
Disusun dalam tiga elemen :
·       Kolom-kolom portiko untuk publik
·       Kapel untuk pemujaan
·       Ruang makam
Komplek makam yang terkenal adalah makam Mentuhotep
Makam Raja Baru
Makam berupa kuil yang terdiri dari :
·       Denah panjang dengan susunan kolom
·       Terdapat inner court
·       Pencahayaan kurang
·       Ruang-ruang terikat oleh sirkulasi dan struktur linier
·       Kuil yang terkenal ditemukan di thebes yang disebut kuil Theban
·       Kuil sengaja dirancang dengan sistem serial pengalaman melewati ruang
·       Ruang luar terbuka dan terang
·       Ruang dalam tertutup dan gelap
·       Secara psikologis akses begini sebagai bentuk penjabaran ”ruang masuk selektif
·       Hanya raja ang layak berdoa dan berjumpa dengan Tuhan
·       Kuil Thebes disebut kuil seratus pintu yang sekarang dikenal dengan nama : KARNAK dan LUXOR
·       Dilengkapi dengan OBELISK: menara yang dipahat dengan tulisan HYROGLIEPH: riwayat raja

·       Bangunan Rumah Tinggal
Bangunan rumah tinggal yang lengkap, milik keluarga bangsawan, terdiri dari sebidang tanah yang cukup luas, yang didahului sebuah pintu gebang. Bangunan induk terletak ditengah, dengan bentuk segi empat, yang dibangun dengan bahan bata mentah / Lumpur yang dikeringkan.
Pembagian ruang teratur dan fungsional. Taman diletakan pada bagian kanan depan, bagian belakang untuk kandang, sedangkan bagian sisi untuk tempat tinggal pelayan, dapur bengkel kerja, gudang gandum terletak di sisi kiri depan.

·       Pola Kampung Tradisional Mesir
Setiap tahun sungai Nil selalu banjir. Luapan banjir itu menggenangi daerah di kiri kanan sungai, sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50 kilometer. 
Peranan sungai Nil begitu penting bagi lahirnya kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut. Maka tepatlah jika Herodotus menyebutkan “Mesir adalah hadiah sungai Nil (Egypt is the gift of the Nile)".
Lembah sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani. Air sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi atau jamawut dan jelai yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung.
Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang serta untuk menjual hasil produksi rakyat Mesir, maka dijalinlah hubungan dagang dengan Funisia, Mesopotamia dan Yunani di kawasan Laut Tengah. Peranan sungai Nil adalah sebagai sarana transportasi perdagangan. Banyak perahu-perahu dagang yang melintasi sungai Nil.
Oleh sebab itu, perkampungan Mesir Kuno berada di dekat Sungai Nil, sebagai sumber kehidupan masyarakat Mesir Kuno.

Seni dan Arsitektur Mesir

·       Arsitektur
Prestasi arsitektur besar di masa lalu yang dibangun dari batu. Memasok tambang batu blok besar dari granit, kapur, dan batu pasir yang digunakan untuk membangun kuil dan makam. Direncanakan dengan hati-hati sebagai arsitek bangunan itu dilakukan tanpa adukan semen, sehingga batu-batu itu agar sesuai dengan tepat bersama-sama. Hanya pilar yang digunakan untuk mempertahankan batu pendek mendukung. Di kuil Karnak, sebuah jalan dari adobe bata dapat dilihat yang mengarah ke bagian atas dinding candi. Landai seperti itu digunakan untuk memungkinkan pekerja untuk membawa batu-batu ke atas struktur dan memungkinkan seniman untuk menghias bagian atas dinding dan pilar. Pilar dibangun dengan cara yang sama. Seperti tinggi ditambahkan, tanah itu terangkat. Ketika bagian atas tiang itu selesai, para seniman akan menghiasi dari atas ke bawah, menghapus jalan pasir saat mereka pergi bersama.
Segera setelah firaun itu bernama, konstruksi di makam pun dimulai. Bangunan makam terus sepanjang hidupnya dan berhenti hanya pada hari di mana dia meninggal. Sebagai hasilnya, beberapa makam yang sangat besar dan dihiasi halus, sedangkan makam lainnya, seperti Raja Tutankhamun, kecil karena ia memerintah sebagai firaun untuk waktu sesingkat itu.
Arsitektur didasarkan pada struktur dan cenderung tegak lurus pesawat karena tidak ada bantuan struktural kecuali kekuatan dan keseimbangan struktur itu sendiri. Untuk alasan ini, kuadrat dan garis plumb-alat sangat penting.

·       Piramida
Salah satu yang paling menonjol dan abadi prestasi dari Mesir Kuno adalah piramid. Ukuran, desain, dan struktur piramida mengungkapkan keterampilan pembangun kuno ini. Piramida yang besar monumen dan makam untuk raja. Orang Mesir percaya bahwa jiwa seorang raja terus membimbing urusan kerajaan bahkan setelah kematiannya. Untuk memastikan bahwa mereka akan terus menikmati berkat-berkat dari para dewa, mereka mempertahankan tubuh firaun melalui proses mumifikasi. Mereka membangun piramida untuk melindungi tubuh firaun, piramida adalah sebuah simbol dari harapan, karena akan menjamin firaun's persatuan dengan para dewa.
Piramida terbesar yang ada adalah Piramida Agung dibangun oleh Raja Cheops (Khufu) di Giza. Piramida Besar mengukur 481 meter, dengan panjang 775 kaki di masing-masing dari empat basa. Piramida terkenal lainnya termasuk Langkah Piramida dibangun untuk Raja Zoser, dan piramida dibangun untuk Raja Huni, yang merupakan langkah transisi antara piramida dan piramida sisi kelancaran yang kita kenal sekarang.

·       Seni
Seni Mesir mencerminkan setiap aspek kehidupan mereka. Digambarkan dalam gambar makam dan kuil adalah adegan-adegan kehidupan sehari-hari, model orang dan hewan, angka dan wadah kaca, dan perhiasan yang terbuat dari emas dan batu semi mulia.
Dinding dan pilar gambar mungkin adalah yang paling terkenal. Dalam gambar ini, dapat dilihat bahwa orang-orang akan tentang bisnis sehari-hari baking, memancing, berperahu, pemasaran, dan bertemu bersama dalam kelompok-kelompok keluarga. Seperti gambar-gambar tersebut juga digunakan untuk membantu almarhum untuk hidup selamanya dengan memberi mereka semua petunjuk yang mereka butuhkan saat mereka bertemu dengan para dewa dalam perjalanan mereka menuju kehidupan kekal. Perbuatan baik dicatat dan seni yang mengelilingi tubuh mumi mereka adalah untuk membantu diri rohani mereka dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan kehidupan setelah kematian. Foto makanan, pakaian, pelayan, dan budak bisa digunakan oleh orang yang meninggal sama seperti hal-hal yang sebenarnya digunakan oleh orang ketika hidup.
Berbagai perspektif sering digabungkan dalam seni Mesir, namun pandangan samping yang paling sering dilihat. Seniman menggunakan warna-warna cerah biru dan merah, oranye dan putih untuk mengembangkan foto-foto yang bercerita tentang kehidupan individu almarhum. Artis pertama akan sketsa desain pada sepotong tembikar, dan jika desain cukup memuaskan, hal itu akan membuat sketsa di dinding dengan arang. Warna kemudian dapat digunakan untuk mengisi gambar selesai. Cat itu terbuat dari mineral alami dan buatan disiapkan zat mineral. Kuas cat itu tongkat dengan kayu berserat dengan berjumbai berakhir. Dinding dipenuhi lumpur plester, kemudian dengan plester kapur. Pada waktu Ramses II, seniman mampu keteduhan warna untuk mencapai efek berlapis. Lukisan dinding kemudian dilindungi oleh lapisan tipis pernis (komposisi yang masih belum diketahui).
Seniman pematung yang penting di Mesir. Patung terbuat dari raja-raja, ratu, ahli-ahli Taurat, binatang, dan dewa-dewa dan dewi. Sering, manusia dan dewa atribut dan simbol dikombinasikan. Karya seniman terlihat di media lain jugaTembikar  terbuat dari keramik dan tanah liat. Keramik mengkilap dengan mineral yang digunakan untuk membuat manik-manik, jimat, gantung, dan perhiasan lain.
Sastra
Agama sering subjek sastra Mesir. Doa dan himne ditulis untuk memuji para dewa. Buku yang paling penting adalah "The Book of the Dead." Buku yang berisi lebih dari 200 doa dan keajaiban formula yang mengajarkan orang Mesir bagaimana untuk mencapai bahagia akhirat. Mesir juga menulis cerita-cerita petualangan, dongeng, mitos, cerita cinta, puisi, peribahasa dan kutipan.