Selasa, 31 Januari 2017

Dia.Lo.Gue Artspace


DIA.LO.GUE ARTSPACE


Di era modern ini, masyarakat semakin pintar dalam menciptakan bangunan-bangunan yang memiliki nilai estetika tersendiri, hal tersebut dapat dilihat dari bentuk ruang atau bangunan, tata letak ruang, warna, hingga penggunaan material yang beragam. Menciptakan sebuah estetika bangunan tak harus rumit dan mahal. Salah satu tujuan tersebut adalah untuk menciptakan bangunan arsitektur berkonsep ramah lingkungan dan hemat energi
Konsep bangunan ramah lingkungan dan hemat energi adalah terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah, dan memperhatikan kesehatan, kenyamanan penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan. Pemilihan material yang tepat pada suatu bangunan dapat menjadi contoh penerapan arsiterktur ramah lingkungan dan hemat energi.
Penggunaan material merupakan penentu kenyamanan untuk ruang yang ada didalamnya, atas kemampuan untuk menangani kondisi alam yang ada diluar.Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti matahari, angin, hujan, dan kelembaban memberikan ciri tersendiri pada desain bentuk, pemilihan material dan warna yang diterapkan pada bangunan ramah lingkungan dan hemat energi.
Seperti pada Dia.Lo.Gue Artspace yang terletak di Jl. Kemang Sel. No.99A, RT.1/RW.2, Bangka, Mampang Perapatan., Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12730, Indonesia. Dia.Lo.Gue Artspace adalah art space tempat karya seni yang amat sangat beragam Melengkapi fungsi utamanya sebagai sebuah galeri, keberadaan cafe dan toko di Dia.Lo.gue menjadi sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan.
Orientasi pada bangunan dialogue artspace menghadap ke arah utara dan selatan, hal ini untuk merespon intensitas cahaya sinar matahari yang masuk kedalam gedung kelas, karena intensitas cahaya matahari arah utara dan selatan tidak begitu terik dibandingkan dengan intensitas cahaya arah barat dan timur.Bagian  timur dan barat bangunan berbatasan dengan restorant dan minimarket, bagian utara bangunan berbatasan dengan permukiman warga dan bagian selatan bangunan berhubungan langsung dengan jalan raya namun tidak menimbulkan kebisingan yang tinggi karna posisi bangunan yang mengarah ke utara.
Penerapan material yang berkonsep arsitektur hemat energi dan ramah lingkungan pada bangunan Dialogue Artspace menciptakan kenyamanan terhadap ruang yang ada didalamnya.
Penggunaan material yang berkonsep hemat energi dan ramah lingkungan pada bangunan Dialogue Artspace memiliki pengaruh berupa tingkat penyerapan panas, aliran udara dan intensitas cahaya yang baik, agar kenyamanan dalam ruang tercipta melalui pemilihan material yang tepat.Penggunaan material pada bangunan Dialogue Artspace dibagi pada bagian luar dan dalam cafe.

Material yang digunakan pada bagian dalam bangunan Dialogue Artspace adalah dinding plesteran (dinding yang hanya finishing dengan plesteran) dan tiang kolom yang terbuat dari beton dilapisi dengan parket berwana coklat tua.Penggunaan material tersebut berfungsi untuk membuat suasana ruang menjadi lebih alami dan natural.

Dinding kaca yang berada pada bagian belakang ruangan berukuran 4x2,5 m berfungsi untuk memasukan sinar matahari kedalam ruangan sehingga pada pagi dan siang hari tidak hanya menggunakan energi listrik untuk menerangi ruangan, serta dinding kaca juga berfungsi untuk menambah keindahan didalam ruangan karna bisa melihat taman yang ada dibalik kaca.
Pada lantai ruangan dalam Dialogue Artspace material yang digunakan merupakan batu alam dengan ukuran 30x50 cm berwarna abu-abu gelap yang merupakan material ramah lingkungan difungsikan sebagai penyerap panas yang baik serta memberikan kesan sejuk, asri, natural dan kokoh. Pada lantai ruangan dalam Dialogue Artspace material yang digunakan juga terdapat material parket pada sebagian lantai lainnya.Penggunaan parket ukuran 1,5x9x120cm berwana coklat tua difungsikan sebagai material ramah lingkungan yang memberikan kesan alami dan natural serta dapat menyesuaikan dengan suhu ruangan yang panas dan dingin.
Pintu ruang dalam dialogue artspace menggunakan material kayu berwarna coklat yang dikombinasikan dengan kaca, berukuran 60x250cm.Pintu yang didominasikan oleh kaca difungsikan untuk memasukan cahaya matahari kedalam ruangan, serta pintu yang dapat digeser difungsikan untuk sirkulasi udara didalam ruangan. Plafon ruang dalam ini tidak menggunakan material finishing sebagai penutupnya.Sehingga beton terekspose tanpa lapisan cat.Hal ini difungsikan agar dapat menyerap panas dengan baik dan menimbulkan kesan alami, sejuk dan natural.

Material yang digunakan pada bagian luar bangunan Dialogue Artspace adalah dinding beton yang dilapisi cat berwana putih dan tiang kolom dari baja yang dilapisi cat berwarna abu-abu.Difungsikan untuk meningkatkan kesan natural dan alami pada ruangan.Pada bagian luar ruangan ini juga terdapat tangga gantung yang terbuat dari material baja yang dilapisi cat berwarna abu-abu untuk menghubungkan dengan lantai 2.Tangga ini bisa dikatakan menjadi vocal point pada ruangan karna bentuknya yang unik.Luas ruangan ini 56m² dengan dimensi 8mx7m.
Jendela kaca tebuat dari kayu jati yang berukuran 50x250 cm dan lembaran-lembaran kayu panjang dengan lebar 5cm sebagai penyaring sinar matahari dan udara yang masuk kedalam ruangan. Pada lantai ruangan luar Dialogue Artspace material yang digunakan merupakan batu alam dengan ukuran 100x100 cm berwarna abu-abu yang merupakan material ramah lingkungan difungsikan sebagai penyerap panas yang baik serta memberikan kesan sejuk, asri, natural dan kokoh.

Plafon ruang luar ini menggunakan material kayu berwarna coklat.Kayu yang berbentuk lembaran-lembaran panjang berukuran 5cm disusun secara rapi dan dengan jarak yang sama.Difungsikan agar cahaya matahari masuk kedalam ruangan tetapi tetap tereduksi agar cahaya yang masuk tidak terlalu terik.Hal ini tentunya merupakan salah satu tindakan hemat energi karna tidak menggunakan energi listrik pada pagi dan siang hari untuk penerangan.