DIA.LO.GUE ARTSPACE
Di era modern ini, masyarakat semakin pintar dalam
menciptakan bangunan-bangunan yang memiliki nilai estetika tersendiri, hal
tersebut dapat dilihat dari bentuk ruang atau bangunan, tata letak ruang,
warna, hingga penggunaan material yang beragam. Menciptakan sebuah estetika
bangunan tak harus rumit dan mahal. Salah satu tujuan tersebut adalah untuk
menciptakan bangunan arsitektur berkonsep ramah lingkungan dan hemat energi
Konsep bangunan ramah lingkungan dan hemat energi
adalah terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian
produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan
sumber daya, serta berbiaya rendah, dan memperhatikan kesehatan, kenyamanan
penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan. Pemilihan
material yang tepat pada suatu bangunan dapat menjadi contoh penerapan
arsiterktur ramah lingkungan dan hemat energi.
Penggunaan material merupakan penentu kenyamanan untuk
ruang yang ada didalamnya, atas kemampuan untuk menangani kondisi alam yang ada
diluar.Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti matahari, angin, hujan, dan
kelembaban memberikan ciri tersendiri pada desain bentuk, pemilihan material
dan warna yang diterapkan pada bangunan ramah lingkungan dan hemat energi.
Seperti pada Dia.Lo.Gue Artspace yang terletak di Jl.
Kemang Sel. No.99A, RT.1/RW.2, Bangka, Mampang Perapatan., Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12730, Indonesia. Dia.Lo.Gue
Artspace adalah art space tempat karya seni yang amat sangat beragam Melengkapi
fungsi utamanya sebagai sebuah galeri, keberadaan cafe dan toko di Dia.Lo.gue
menjadi sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan.
Orientasi pada
bangunan dialogue artspace menghadap ke arah utara dan selatan, hal ini untuk
merespon intensitas cahaya sinar matahari yang masuk kedalam gedung kelas,
karena intensitas cahaya matahari arah utara dan selatan tidak begitu terik
dibandingkan dengan intensitas cahaya arah barat dan timur.Bagian timur dan barat bangunan berbatasan dengan
restorant dan minimarket, bagian utara bangunan berbatasan dengan permukiman
warga dan bagian selatan bangunan berhubungan langsung dengan jalan raya namun
tidak menimbulkan kebisingan yang tinggi karna posisi bangunan yang mengarah ke
utara.
Penerapan material
yang berkonsep arsitektur hemat energi dan ramah lingkungan pada bangunan
Dialogue Artspace menciptakan kenyamanan terhadap ruang yang ada didalamnya.
Penggunaan material yang berkonsep hemat
energi dan ramah lingkungan pada bangunan Dialogue Artspace memiliki pengaruh
berupa tingkat penyerapan panas, aliran udara dan intensitas cahaya yang baik,
agar kenyamanan dalam ruang tercipta melalui pemilihan material yang
tepat.Penggunaan material pada bangunan Dialogue Artspace dibagi pada bagian
luar dan dalam cafe.
Material yang digunakan pada bagian
dalam bangunan Dialogue Artspace adalah dinding plesteran (dinding yang hanya
finishing dengan plesteran) dan tiang kolom yang terbuat dari beton dilapisi
dengan parket berwana coklat tua.Penggunaan material tersebut berfungsi untuk
membuat suasana ruang menjadi lebih alami dan natural.
Dinding kaca yang
berada pada bagian belakang ruangan berukuran 4x2,5 m berfungsi untuk memasukan
sinar matahari kedalam ruangan sehingga pada pagi dan siang hari tidak hanya
menggunakan energi listrik untuk menerangi ruangan, serta dinding kaca juga
berfungsi untuk menambah keindahan didalam ruangan karna bisa melihat taman
yang ada dibalik kaca.
Pada lantai
ruangan dalam Dialogue Artspace material yang digunakan merupakan batu alam
dengan ukuran 30x50 cm berwarna abu-abu gelap yang merupakan material ramah
lingkungan difungsikan sebagai penyerap panas yang baik serta memberikan kesan
sejuk, asri, natural dan kokoh. Pada lantai ruangan dalam Dialogue Artspace material yang
digunakan juga terdapat material parket pada sebagian lantai lainnya.Penggunaan
parket ukuran 1,5x9x120cm berwana coklat tua difungsikan sebagai material ramah
lingkungan yang memberikan kesan alami dan natural serta dapat menyesuaikan
dengan suhu ruangan yang panas dan dingin.
Pintu ruang dalam
dialogue artspace menggunakan material kayu berwarna coklat yang dikombinasikan
dengan kaca, berukuran 60x250cm.Pintu yang didominasikan oleh kaca difungsikan
untuk memasukan cahaya matahari kedalam ruangan, serta pintu yang dapat digeser
difungsikan untuk sirkulasi udara didalam ruangan.
Plafon ruang dalam ini tidak
menggunakan material finishing
sebagai penutupnya.Sehingga beton terekspose tanpa lapisan cat.Hal ini
difungsikan agar dapat menyerap panas dengan baik dan menimbulkan kesan alami, sejuk
dan natural.
Material yang digunakan pada bagian luar
bangunan Dialogue Artspace adalah dinding beton yang dilapisi cat berwana putih
dan tiang kolom dari baja yang dilapisi cat berwarna abu-abu.Difungsikan untuk
meningkatkan kesan natural dan alami pada ruangan.Pada bagian luar ruangan ini
juga terdapat tangga gantung yang terbuat dari material baja yang dilapisi cat
berwarna abu-abu untuk menghubungkan dengan lantai 2.Tangga ini bisa dikatakan
menjadi vocal point pada ruangan
karna bentuknya yang unik.Luas ruangan ini 56m² dengan dimensi
8mx7m.
Jendela kaca tebuat
dari kayu jati yang berukuran 50x250 cm dan lembaran-lembaran kayu panjang
dengan lebar 5cm sebagai penyaring sinar matahari dan udara yang masuk kedalam
ruangan. Pada lantai
ruangan luar Dialogue Artspace material yang digunakan merupakan batu alam
dengan ukuran 100x100 cm berwarna abu-abu yang merupakan material ramah
lingkungan difungsikan sebagai penyerap panas yang baik serta memberikan kesan
sejuk, asri, natural dan kokoh.
Plafon ruang luar
ini menggunakan material kayu berwarna coklat.Kayu yang berbentuk
lembaran-lembaran panjang berukuran 5cm disusun secara rapi dan dengan jarak
yang sama.Difungsikan agar cahaya matahari masuk kedalam ruangan tetapi tetap
tereduksi agar cahaya yang masuk tidak terlalu terik.Hal ini tentunya merupakan
salah satu tindakan hemat energi karna tidak menggunakan energi listrik pada
pagi dan siang hari untuk penerangan.